Senin, 06 Mei 2013

Mental pebulutangkis Indonesia masihkan perlu di bina? dan Thailand mulai merajai?

aneh gitu ya, udah lama enggak mampirin postingan, tiba-tiba muncul dengan postingan yang sedikit berat, *apasih* *okesip*.

yak lanjut saja ya daripada ngawur enggak jelas juga juntrungannya mau kemana, yes saya mau bahas tentang pemain ganda campuran andalan Indonesia, itu loh yang pernah saya bahas sebelumnya kalau yang putri kaya cowo yang putranya kaya cewe, eeh enggak maksudnya ya lebih man-ly banget gitu loh haha. mereka juara ganda campuran All England 2x beturut-turut 2012-2013, luar biasa! bahkan di final 2013 mereka berhasil menumbangkan jawara Olimpiade London 2012 Zhang Nan/Zhao Yunlei dengan dua set langsung dengan 21-13 21-17. Bahkan, baru saja berakhir beberapa hari yang lalu, mereka mencetak hat-trick gelar di turnamen India Open Super Series, setelah selama tiga tahun untuk nomor ganda campuran selalu mereka yang pegang (2011-2013).

tapi ini juga sebenarnya yang menjadi pertanyaan besar untuk bulutangkis Indonesia, apakah akan terus ganda campuran yang bisa membawa nama Indonesia berkumandang di Dunia??? lagi dan lagi???
jawabannya : saya tidak tahu.

kalau memang kita lihat dari statistik kemenangan, bisa dibilang ganda campuran terkuat Indonesia sekarang ini di pegang oleh Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad, ditambah lagi mereka merupakan pemegang titlle juara ganda campuran All England pertama yg berhasil mempertahankan gelar. ini juga sebnarnya yang sering menjadi pertanyaan mana yang lain??? sebenarnya apa yag kurang dari nomor yang lain atau pemain yang lain???

Mari kita kupas ... *asekkkk*


Liliyana/Tontowi di Olimpiade London 2012

Tontowi/Liliyana bersama Sudket/Saralee di atas podium

Sebenarnya ini semua ada di mental, menurut saya, mental para pemain Indonesia masih sangat perlu untuk di bina agar saat di lapangan tidak mudah panik yang pada akhirnya membuat pemain itu banyak melakukan kesalahan sendiri, itu yang bisa saya simpulkan tentunya bukan asal saya menyimpulkan semuanya melainkan berdasarkan penelitian saya selama menonton pertandingan bulutangkis di televisi ataupun langsung. Banyak sekali memang pemain bulutangkis muda Indonesia dengan bakat yang mumpuni dan tidak di ragukan lagi, tetapi apa arti sebuah bakat dan skill kalau mental tidak mumpuni, seperti halnya seorang yang cerdas tidak akan ada apa-apanya kalau keberuntungan tidak ada padanya, begitu. Tapi bukan berarti Indonesia ini mentalnya tidak bagus tetapi hanya kurang saja, itu menurut penilaian saya. Memang sangat sulit dalam keadan tertekan bisa mengubah strategi permainan, saya akui itu, karena saya juga pernaah merasakan sama halnya seerti para atlit saat main bulutangkis saya ketinggalan jauh sekali dengn teman saya dan saya bingung -_-, tetapi tentunya tidak seberat para atlet di lapangan sekelas 

Saya ambil contoh pada saat Axiata Cup kemarin, saat Indonesia melawan Thailand, partai ketiga itu kita memainkan pasangan Tontowi/Liliyana elawan Sudket/Saralee, dan posisinya Indonesia tertinggal 2-0 dari Thailand, jika Butet/Owi (sapaan akrab Tontowi/Liliyana) kalah satu set saja, sudah di pastikan langkah Indonesia terhenti di turnament tersebut, kita bisa lihat sangat di bawah tekanan pasangan Indonesia ini. Dari set pertama saya memperhatikan Butet/Owi banyak melakukan kesalahan sendiri yang pada akhirnya menghasilkan poin untuk lawan, smash keras Owi banyak yang nyagkut di net, dll *maklum bukan ahlinya sih saya hahaha*, itu menunjukan sekali memang tekanan menjadi salah satu kondisi terberat di lapangan, sekali pun yang bermain memang pemain kelas atas dan lagi-lagi mental yang lebih harus di bangun hehe. Tetapi memang tidak selamanya seperti ini ada kalanya dimana pemain kita bisa bangkit dari tekanan dan mengubah strategi dan menang, saya ambil contoh saat semi final Indonesia Open Super Series Premier 2012, saat pasangan Butet/Owi berhasil melaju ke final setelah melawan pasangan kuat China Ma Jin/Xu Chen dengan pertandingan ketat 3 set , yang mana set ketiga di perkirakan pasangan Butet/Owi tidak bisa mengejar ketertinggalan, saya lupa angkanya berapa waktu itu, tetapi luar biasa, Butet/Owi bisa melaju dan mengungguli pasangan kuat China ini dengan hasil akhir 21-16 15-21 21-16, memang keberuntungan yang memang menjadi dasar dan mental juga termasuk, apalagi kita main di negara sendiri yang euforia para suporter sesaentero Istora bergemuruh,pasti itu juga termasuk pembangkit mental sang juara. 
Simon Santoso di podium Sea Games 2011

cr : pb-pbsi 

Alamsyah Yunus - cr : pb-pbsi 

Kita sendiri pun atau bahkan saya pun belum bisa menjudge bahwa mental pemain Indonesia belum sepenuhnya atang melainkan masih harus di bina kembali, apalagi nomor tunggal, tunggal putri khususnya yang akhir-akhir ini merosot tajam prestasinya, terakhir kemarin Hanna Rahmadini juara Vietnam International Challenge 2013. Tunggal putra juga sedikit merosot dan kemarin masih hangat, di turnamen Malaysia Grand Prix Gold 2013, banyak tunggal putra yang mundur, seperti Simon, Tommy, Hayom dan Sony, mereka mundur. Hanya sisa Alamsyah Yunus. dan berhasil meraih juara setelah di final menumbangkan wakil tuan rumah dengan rubber game 10-21 21-9 21-19.

Tapi walau bagaimanapun saya tetap cinta dengan bulutangkis dunia, saya tetap mendukung Indonesia Badminton untuk kembali meraih kejayaan di dunia tepok bulu angsa ini seperti zamannya Alan dan Susi. Kita/saya sebagai suporter hanya bisa terus mendukung dan berdoa untuk kemajuan perbulutangkisan Indonesia :)


THAILAND MULAI MERAJAI 

Ratchanok Intanon dan Simon Santoso 

Intanon di final All England 2013


Negeri gajah putih ini sangat terlihat pesat perkembangannya di dunia bulutangkis, saya rasa ini negara calon kuat seperti China. Bagaimana tidak, Thailand punya pemain muda yang juga memiliki mental juara tangguh, sebut saja Ratchanok Intanon, gadis berusia 18 tahun ini erhasil masuk babak final All England 2013 dan sempat menantang pemain senior asal Denmark, Tine Baun dengan tiga game, namun pada akhirnya pertarungan luar biasa ini di menangkan oleh sang senior. Dengan begitu tidk menutup keinginan dunia untuk berpikir bahwa Thailand adalah calon kuat penguasa bulutangkis dunia dan Ratchanok juga tercatata seagai finalis All England termuda yg menembus final,  terlebih lagi Ratchanok juga baru saja menobatkan dirinya sebagai peraih gelar Super Series termuda melalui aksi luar biasanya melawan tunggal putri Jerman Juliane Schenk di final India Open Super Series 2013 beberapa hari lalu.

Di nomor tunggal putra, Thailand punya Tanongsak Saensomboonsuk, pebulutangkis muda Thailand ini juga termasuk caon kuat tunggal putra Thailand. Tanongsak berhasil meredam perlawanan Tommy Sugiarto di semi final Axiata Cup kemarin, padahal sebelumnya, Tommy yg selalu unggul.

Saralee/Sudket - final IO SSP 2012

Tidak hanya tunggal, di nomor ganda, Thailand juga punya Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam dan ganda putra Manepoong Jongjit/Bodin Isara *teriakannya enggak nahan kalo di lapangan*. Sudket/Saralee terakhir menjadi juara di Indonesia Open Super Series Premier 2012 dan kearin di Axiata Cup berhasil memborbardir pertahanan Butet/Owi. 

Baik kita tunggu saja kemajuan Thailand dengan seluruh pemain mudanya, mungkin kita juga harus meniru Thailand dengan menurunkan banyak para pemain muda juga biar jam terbang mereka lebih banyak jadi enggak akan kaget kalau masuk ke turnamen yang leih tinggi.


okesip, itu tadi cuap-cuap ala-ala premis yang berasal dari nalar saya , terimakasih .

.
.
.

.

.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes