25 TIPS AGAR SHALAT KHUSYU
Menghadirkan khusyu’ dalam sholat dalam dilakukan melalui dua cara. Pertama:
mengupayakan amalan-amalan yang merangsang kekhusyu’an dan kedua: menghilangkan
hal-hal yang merusak kekhusyu’an.
Adapun amalan-amalan yang mengantarkan kepada kekhusyu’an adalah
sbb:
1). Persiapkan diri untuk sholat. Itu dimulai dengan
mendengarkan adzan dan mengikutinya, berdoa adzan, memperbaiki wudlu, berdoa
setalah wudlu, melakukan siwak sebelum sholat, mempesiapkan baju sholat, tempat
sholat dan menunggu waktu sholat. Bukan bergegas sholat ketika waktu hampir
lewat.
2). Thoma’ninah: yaitu berhenti sejenak pada setiap rukun-rukun
sholat. Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. ketika sholat, beliau
melakukan thma’ninah hingga semua anggota badan beliau kembali pada tempatnya.
(H.R. Abu Dawud dll.) Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w.
bersabda:”Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat. Bagaimana itu wahai
Rasulullah, tanya sahabat. “Mereka yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya.
(H.R. Ahmad dan Hakim: sahih). Seseorang tidak akan bisa khusyu’ tanpa
thoma’ninah ini karena cepatnya pergerakan sholat telah menghilangkan
kekhusyu’an dan konsentrasi hati.
3). Ingat kematian saat sholat. Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda:”Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang ingat
mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah seperti
sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir” (Dailami: sahih).
Rasul juga pernah berpesan kepada Abu Ayub r.a. “Sholatlah seperti sholatnya
orang yang pamitan” (Ahmad: sahih).
4). Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yang dibaca saat sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya lainnya serta menyerapkannya dalam diri mushalli.
4). Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yang dibaca saat sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya lainnya serta menyerapkannya dalam diri mushalli.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran” (Shad:29).
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran” (Shad:29).
Dari Hudzaifah r.a. :Aku sholat di belakang Rasulullah s.a.w.,
satu malam. Beliau membaca dengan bebas. Ketika melewati ayat di dalamnya ada
tasbih, beliau bertasbih, ketika melewati ayat permintaan beliau meminta dan
ketika melewati ayat minta perlindungan, beliau pun meminta perlindungan”
(Muslim).
Tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat Allah merupakan
pengantar kekhusyu’an. Begitu juga menangis saat mendengar atau membaca
ayat-ayat Allah. Allah berfirman:
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.(Isra’:109).
Atho’ pernah bertanya kepada Aisyah r.a.: ceritakan kepadaku apa
yang paling kau kagumi dari Rasulullah, lalu Aisyah menangis. Suatu malam
Rasulullah s.a.w. berdiri untuk sholat, beliau berkata: Wahai Aisyah biarkan
aku menyembah Tuhanku. Sesungguhnya aku senang bersamamu dan aku senang
menyenangkanmu”. Lalu beliau pun bangun dan sholat, lalu beliau sholat sambil
menangis sehingga lantai kamarku basah karena air mata beliau. Lalu
berkumandanglah adzan Bilal untuk subuh, ketika Bilal melihat mata Rasulullah
basah karena menangis, Bilal pun bertanya:”Wahai Rasulullah, untuk apa engkau
menangis padahal Allah telah mengampunimu dosamu yang lalu dan yang akan
datang? Rasul menjawab: Wahai Bilal aku lebih suka untuk menjadi hamba yang
banyak bersyukur. Malam ini diturunkan kepadaku ayat yang ruglilah orang yang
membacanya dan tidak menghayatinya, yaitu ayat Ali Imran 190-194. (Ibnu Hibban:sahih).
5). Membaca ayat satu-satu. Ini juga mengantarkan kepada khusyu’
karena mengantarkan kepada pamahaman dan penghayatan. Umi Salamah berkata bahwa
Rasulullah membaca fatihah dalam sholat dengan basmalah, lalu berhenti lalu
membaca hamdalah lalu berhenti lalu membaca arrohmaanirrohiiim dan seterusnya.
(Abu Dawud: sahih).
6). Memperindah bacaan Quran dan tartil dapat mengantarkan
kepada kekhusyu’an. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬ نِّصۡفَهُ ۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً
Hai orang yang berselimut [Muhammad], (1) bangunlah [untuk sembahyang] di malam hari [1] kecuali sedikit [daripadanya], (2) [yaitu] seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (Muzammil 1-4)
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬ نِّصۡفَهُ ۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً
Hai orang yang berselimut [Muhammad], (1) bangunlah [untuk sembahyang] di malam hari [1] kecuali sedikit [daripadanya], (2) [yaitu] seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (Muzammil 1-4)
Rasulullah s.a.w. berpesan:”Perindahlah al-Qur’an dengan suaramu
yang merdu, karena suara yang indah akan memperindah al-Quran” (Hakim:sahih).
Dalam hadist lain beliau bersabda:”Sesungguhnya seindah-indah suara orang
membaca Quran, adalah kalau ia membaca maka orang-orang yang mendengarnya akan
takut kapada Allah. (Ibnu Majah: sahih).
7). Beranggapan bahwa saat sholat ia sedang menghadap kepada
Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:”Sesungguhnya kalian
apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan
Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan. Hakim:
sahih).
8). Memperhatikan pembatas depan sholat. Sebaiknya ketika sholat
menghadap pembatas depan, misalnya dinding atau pembatas yang polos. Tujuannya
adalah agar pandangan mata kita tidak terganggu oleh obyek-obyek visual yang
mengganggu konsentrasi kita. Rasulullah s.a.w. bersabda” Hendaklah kalian
ketika sholat menaruh pembatas di depannya agar syetan tidak memutuskan
sholatnya” (Abu Dawud: sahih). Sebaiknya pembatas tersebut berjarak tiga
jengkal dari tempatnya berdiri dan sejengkal dari tempat sujudnya. (Fathul
Bari).
9). Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada.
Rasulullah s.a.w. bersabda: Kami para nabi diperintahkan agar dalam sholat
meletakkan tangan kanan di atas atas tangan kiri (Thabrani:sahih). Imam Ahmad
menjelaskan bahwa tujuannya adalah agar kita menundukkan diri di depan Allah
dengan khusyu’. Ibnu Hajar mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah sikap
seorang yang meminta dengan merendahkan diri dan sikap seperti itu lebih
mengantarkan kepada kekhusyu’an.
10). Mengarahkan pandangan mata pada tempat sujud. Dai Aisyah
r.a. Rasulullah s.a.w. ketika sholat beliau menundukkan kepalanya dan
pandangannya tertuju ke tempat sujud. (Hakim:sahih). Begitu juga ketika beliau
memasuki Ka’bah beliau tidak memalingkan pandangannya dari tempat sujudnya
hingga keluar dari Ka’bah”. (Hakim: sahih).
Bagaimana dengan pendapat sebagian orang yang melakukan sholat
dengan memejamkan mata dengan dalih itu bisa mengantarkan kepada kekhsyu’an.
Sesungguhnya itu bertentangan dengan contoh yang diberikan Rasulullah s.a.w.
Beliau diriwayatkan tidak pernah sholat dengan memejamkan mata. Namun demikian
para ulama beda pendapat mengenai masalah itu. Imam Ahmad mengatakan memejamkah
mata saat sholat hukumnya makruh karena itu kebiasaan orang Yahudi. Sebagian
ulama mengatakan tidak makruh asalnya demi tujuan baik, misalnya kalau tidak
memejamkan mata terganggu oleh obyek-obyek visual yang ada di depannya atau di
sekitar tempat sholat, maka memejamkan mata pada kondisi seperti itu
dianjurkan.
11). Sebagian ulama melihat bahwa meragamkan bacaan sholat dapat
mengantarkan kepada kekhusyu’an karena menciptakan suasana baru dalam
melaksanakan sholat. Misalnya redaksi bacaan doa iftitah, ruku’, sujud,
I’tidal, duduk antara dua sujud dan tashahhud ada beberapa riwayat sahih yang
berbeda-beda. Membacanya dengan redaksi yang berbeda-beda dapat mempersegar
suasana sholat dan mengantarkan kepada kekhusyu’an. Begitu juga bacaan-bacaan
surat setelah fatihah dapat dilakukan dengan variasi ayat yang berbeda-beda.
12). Disunnahkan membaca ta’awwudz (أغوذ بالله من الشيطان الرجيم) ketika merasakan
ada gangguan konsentrasi dalam sholat. Konon ketika seorang hamba hendak
melaksanakan sholat, syetan menurunkan pasukannya yang disebut Khanzab untuk
mengganggu orang sholat. Abi ‘Ash r.a. berkata kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah
syetan telah mengganggu sholatnya dan membolak balikkan bacaannya, Rasulullah
bersabda: Itu syetan bernama Khanzab kalau kamu merasakannya maka bacalah
ta’wudz lalu tiuplah ke kiri tiga kali”. Iapun melakukannya dan syetan tidak
lagi mengganggunya. (Muslim).
Rasulullah juga mengingatkan: Kalau kalian sholat maka datanglah
syetan mengganggu kalian, sehingga kalian lupa hitungan rakaatnya. Kalau kalian
merasakannya maka sujudlah dua kali ketika ia duduk (Bukhari).
Rasulullah juga mengingatkan bahwa Syetan datang kepada kalian
ketika sholat lalu membuka tempat duduk kalian, lalu ia merekayasa agar dia
ragu apa kentut apa tidak, kalau kalian merasakan itu janganlah membatalkan
sholat hingga dengar suara atau mencium bau (Thabrani: sahih). Bahkan konon
syetan juga menganggu orang yang sholat dengan isu-isu kebaikan seperti masalah
dakwah, masalah sunnah, masalah keilmuan dan politik agar sholatnya tidak lagi
terfokus.
13). Bacalah cerita orang solih terdahulu bagaimana mereka
berkhusyu’ dalam sholatnya. Ali r.a. ketika hendak sholat maka mukanya berubah,
lalu ia ditanyai tentang itu, beliau menjawab: datang waktu ketika amanah
ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka menolak tapi aku
kini membawanya. Konon mereka ketita sholat memerah wajahnya karena takut akan
menghadap Allah. Salah seorang sahabat diceritakan terkena panah saat
berperang, lalu ia minta agar dicabut saat ia sholat karena saat itu ia lupa
semuanya dan hanya ingat Allah.
14). Berdoa dalam sholat, khususnya saat sujud. Rasulullah
s.a.w. bersabda:”Kondisi paling dekat antara hamba dan Tuhannya adalah saat
sujud, maka perbanyaklah doa” (Muslim).
Dzikir setelah sholat. Setelah melaksanakan sholatnya hendaknya seorang hamba melakukan dzikir selesai sholat untuk memperkuat dan menyempurnakan sholatnya. Tentu saja tidak hanya dzikir dalam lisan tapi juga diresapi makna dan kandungannya.
Dzikir setelah sholat. Setelah melaksanakan sholatnya hendaknya seorang hamba melakukan dzikir selesai sholat untuk memperkuat dan menyempurnakan sholatnya. Tentu saja tidak hanya dzikir dalam lisan tapi juga diresapi makna dan kandungannya.
Adapun perkara-perkara yang mengganggu kekhusyu’an adalah sbb:
1. Membersihkan tempat sholat dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti gambar-gambar dan ornamen yang menarik perhatian orang sholat. Aisyah r.a. pernah mempunyai kelambu di rumahnya berwarna-warni, lalu Rasulullah memintanya agar menyingkirkan itu karena itu mengganggu sholat beliau. (Bukhari).
1. Membersihkan tempat sholat dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti gambar-gambar dan ornamen yang menarik perhatian orang sholat. Aisyah r.a. pernah mempunyai kelambu di rumahnya berwarna-warni, lalu Rasulullah memintanya agar menyingkirkan itu karena itu mengganggu sholat beliau. (Bukhari).
Maka hendaknya melakukan sholat di tempat yang jauh dari
kebisingan dan banyak orang lalu lalang, tempat orang ngobrol, apalagi tempat
hiburan dan bersenang-senang karena itu akan mengganggu kekhusyu’an sholat.
Begitu juga agar lokasi sholat tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar para sahabat melakukan sholat dhuhur saat
cuaca agak dingin.
2. Memakai pakaian yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu
akan menarik pandangan mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat.
Rasulullah pernah sholat dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang
berwarna-warni lalu beliau meminta untuk menyingkirkannya. (Bukhari dll.).
3. Hindari solat di waktu makan. Rasulullah s.a.w.
bersabda”Tidak baik sholat di hadapan makanan” (Muslim). Riwayat lain
mengatakan “Ketika makan malam sudah siap dan datang waktu sholat, maka
dahulukan makan malam” (Bukhari).
4. Hindari menahan buang air besar, kecil dan angin. Rasulullah
s.a.w. melarang sholat sambil menahan kencing (Ibnu Majah:sahih). Riwayat lain
mengatakan bahwa Rasululllah s.a.w. bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin
ke wc maka pergilah ke wc dulu (Abu Dawud:sahih).
5. Hindari sholat dalam keadaan ngantuk berat. Rasulullah s.a.w.
bersabda “Kalau kalian sholat dan ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa
yang dikatakan” (Bukhari). Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika
kalian ngantuk dan melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya meminta ampunan
Allah tapi malah mengumpat dirinya. (Bukhari)
6.Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih
karena itu akan menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda
“Janganlah kau membersihkan tempat sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau
terpaksa melakukannya maka itu cukup sekali (Abu Dawud:sahih).
7. Jangan membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang sholat
di samping kita. Rasulullah s.a.w. bersabda “Ingatlah bahwa kalian semua
menghadap Allah, janganlah saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari
saudaranya dalam sholat” (Abu Dawud: sahih).
8. Jangan tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w.
mengingatkan bahwa tengak-tengok dalam sholat adalah gangguan syetan.
(Bukhari). Dalam hadist lain dikatakan “Allah senantiasa melihat hambanya saat
sholat selama ia tidak menengok, kalau menengok maka Allah meninggalkannya”
(Abu Dawud: sahih).
9. Jangan melihat ke arah atas. Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda “Ada orang-orang sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan
matanya tidak kembali” (Ahmad:sahih).
10. Menahan mulut ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah s.a.w.
Ketika kalian menguap saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan
masuk ke mulut kalian” (Muslim).
11. Jangan sholat seperti tingkah laku binatang. Dalam sebuah
hadist Rasulullah s.a.w. melarang sholat seperti patukan gagak, duduknya
harimau dan menjalankan ibadah di tempat yang satu seperti onta (Ahmad: sahih).
Akhirnya, khusyu’ ini berat tapi dapat kita jalankan melalui
latihan dan membiasakan diri. Salah satu upaya agar kita dapat melakukan
khusyu’ dengan mudah adalah dengan memperbanyak doa:
اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي بِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ ، اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا طَهَّرْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ ذُنُوبِي كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَنَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ، وَدُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ ، وَعِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ هُؤُلاَءِ الأَرْبَعِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِيشَةً نَقِيَّةً وَمَيْتَةً سَوِيَّةً وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍى.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Disusun Ustadz Muhammad Niam
Source : http://www.ceritateladan.com
0 komentar:
Posting Komentar